Pembuatan Sistem Robotika Sebagai Implementasi Pergerakan Kamera Secara Autonomous

Automation systems are a manifestation of the concept of science that led to development of nowadays technology. In general automation is concept of human science that is used to run a process where there is no longer direct human intervention ranging from the beginning of the process until completion. This research is intended to create a automated a robotic system camera pan and tilt movements with a view to be implemented into a variety of forms of applications, such as KAP (Kite Aerial Photography), security camera, stealth cam, camera traps and etc. This research uses some mechanicsm of rigging as a medium for system the camera Arduino microcontroller is used as the controller of the controlling the camera movement. The system of controlled the movement of the camera by using time delay. The results showed that the robotics system of this research has succeeded in making a camera capable of autonomous moving to state time delay

Keanekaragaman Kupu-kupu Nymphalidae di Pulau Puhawang Besar, Teluk Lampung

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari keanekaragaman dan kemelimpahan spesies kupu-kupu Nymphalidae di Pulau Puhawang Besar, Lampung. Penelitian ini dilaksanakan di Pulau Puhawang Besar pada bulan Agustus-September 2013. Metode yang digunakan adalah metode Pollard dengan menelusuri rute jalan setapak yang ada sepanjang 8,6 km. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah individu kupu-kupu Nymphaidae yang ditemukan di Pulau Puhawang Besar sebanyak 59 individu, terdiri dari 11 spesies dan termasuk dalam 6 Subfamili, yaitu Biblidinae, Danainae, Heliconiinae, Limenitidinae, Nymphalinae, dan Satyrinae. Indeks keanekaragaman kupu-kupu Nymphalidae di Pulau Puhawang Besar termasuk dalam kategori sedang (1,90). Kemelimpahan kupu-kupu relative tertinggi ditunjukkan oleh Ypthima baldus sebesar 37,29%, diikuti Danaus melanipus sebesar 20,34%, dan Orsotriaena medus sebesar 11,86% sedangkan kupu-kupu yang memiliki kemelimpahan relatif terendah yaitu Cupha erymanthis dan Euthalia monina (1.69%)

Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Jasa Eskpedisi di Perusahaan PT Auto Prima

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui penerapan system informasi akuntansi jasa ekspedisi pada perusahaan PT Auto Prima. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dengan teori teori yang ada. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dimaksud adalah data dari hasil wawancara, sedangkan data sekunder adalah informasi mengenai sejarah perusahaan, dan sistem jasa ekspedisi. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kualitatif yang digunakan untuk penelaahan secara sistematis dalam peranan sistem informasi. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa PT Auto Prima memiliki permasalahan yaitu permasalahan pada kegiatan jasa pengiriman barang. Hal ini disebabkan karena tidak adanya dokumen pendukung yang baik serta keterlambatan informasi antara bagian Head Office dan bagian operasional. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi jasa ekspedisi yang digunakan oleh PT Auto Prima sudah cukup baik, namun masih terdapat beberapa kelemahan yaitu tidak adanya pihak audit yang dapat membantu memeriksa kelengkapan data data dari dokumen yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha

The role of tax havens and offshore financial centres in shaping corporate geographies: an industry sector perspective

This paper investigates the role of tax havens and offshore financial centres (THOFC) in the global economy. Network analysis of 24 industry sectors suggests that THOFC feature prominently in knowledge-intensive activities such as pharmaceuticals, biotechnology and semiconductors, and are least significant in industrial activities such as automobiles and consumer durables, and place-bound activities such as real estate and retailing. Contrasting with the notion that most THOFC are ‘rogue’ offshore territories, the most significant are either continental nation-states or British territorial dependencies. It is concluded that global firm networks often mimic the geographies of taxation more than actual production or consumption activities

The brokerage role of small states and territories in global corporate networks

Global economic activity is networked through cross‐national linkages between firm headquarters, branches, and subsidiaries. Brokerage emerges as a key territorial function of this network, with some places acting as gateways or intermediaries for flows of global knowledge, information, or trade. This function is particularly salient for small states and territories leveraging the benefits of borrowed size by offering global professional services, warehousing, logistics, shipping, and finance to wealthy nations or high net individuals. Nonetheless, to date our understanding of how small states and territories facilitate wealth accumulation is limited to broad concepts of their role as “gateways” or “brokers.” Drawing on a typology of brokerage and a network analysis applied to the ties between approximately 700,000 firm headquarter and subsidiary locations of 13 of the world's largest stock exchanges, we explore the brokerage role of small states and territories through case studies of Luxembourg, Singapore, Hong Kong, and Panama. Brokerage is found to play an important role in the economy of all four. We argue that each of these small states and territories is uniquely positioned as a broker in global corporate networks, but that this role differs according to geo‐economic and political positionality

The Contribution of Renewable Energy to a Sustainable Energy System

This report provides an overview of the main results from the scenarios analysed in the CASCADE MINTS project to assess the role of renewables in solving global and European en-ergy and environmental issues. The main conclusion is that renewable energy can make a sub-stantial contribution to reducing greenhouse gas emissions and improving diversification of the European energy production portfolio, although other technologies will also be needed in order to achieve post Kyoto targets. The report outlines the impacts, costs and benefits of ambitious renewables targets for Europe in the medium term. It also presents lessons learned from taking the global perspective

Maternal allergen immunisation to prevent sensitisation in offspring: Th2-polarising adjuvants are more efficient than a Th1-polarising adjuvant in mice

<p>Abstract</p> <p>Background</p> <p>Allergy has been an increasing problem in several parts of the world. Prenatal exposure to allergen and microbial components may affect the development of allergies in childhood, as indicated by epidemiological and experimental studies. We investigated the capacity for allergic sensitisation in offspring after induction of a Th1- or a Th2-polarised immune response to the same allergen in mothers during pregnancy.</p> <p>Results</p> <p>During pregnancy, mice were immunised with ovalbumin (OVA) given with either one of the Th2-adjuvants pertussis toxin (PT) or Al(OH)₃(aluminium hydroxide), or with the Th1 adjuvant CpG. Offspring were immunised with OVA in Al(OH)₃as young adults. Serum and supernatants from <it>ex vivo </it>stimulated or non-stimulated spleen cells from mothers and offspring were analysed for OVA-specific antibodies and cytokines, respectively. Mothers immunised with OVA together with either Al(OH)₃or PT had increased levels of OVA-specific IgE and IgG1 compared to naive mothers, whereas mothers immunised with OVA together with CpG had increased levels of OVA-specific IgG2a compared to naive mothers. In general the highest levels of IL-5, IL-10, and IFNγ were observed in spleen cells from mothers immunised with PT and OVA. Upon immunisation, offspring from mothers immunised with OVA and either PT or Al(OH)₃showed reduced levels of OVA-specific IgE and IgG1 and increased levels of OVA-specific IgG2a antibodies compared to offspring from naive mothers. Maternal immunisation with CpG and OVA did not affect antibody responses in offspring.</p> <p>Conclusion</p> <p>Allergic sensitisation in the offspring was affected by the type of adjuvant used for immunisation of the mothers with the same allergen. Th2 polarisation of the immune response in the mothers was found to give reduced IgE levels upon sensitisation of the offspring, whereas no reduction was achieved with Th1 polarisation in the mothers.</p

Pengaruh Rasio Gaya Apung dan Gaya Tenggelam Surface Gill Net terhadap Hasil Tangkapan di Pangkalan Pendaratan Ikan Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

Tampilan gill net di dalam perairan dipengaruhi oleh gaya internal dan gaya eksternal yang bekerja pada alat tangkap. Gaya-gaya tersebut diantaranya gaya berat, gaya apung dan gaya hidrodinamika. Bekerjanya gaya tersebut akan mempengaruhi tampilan gill net didalam air. Oleh karena itu perlu adanya pengkajian tentang rasio gaya apung dan tenggelam terhadap surface gill net. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui pengaruh perbedaan gaya apung dan gaya tengelam surface gil net terhadap hasil tangkapannya. Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan Desa Kranji Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dengan menggunakanan metode deskriptif, analisa data yang digunakan adalah analisa komparatif yaitu membandingkan antara hasil pengamatan dengan literature dan menggunakan Rancangana Acak Kelompok (RAK) dengan uji Anova. berdasarkan hasil penelitian, penentuan besar kecilnya gaya apung dan gaya tenggelam pada gill net bergantung pada sasaran hasil tangkapan. Gill net yang dioperasikan di permukaan harus memiliki total gaya apung yang lebih besar dari total gaya tenggelamnya. Ikan-ikan yang tertangkap kebanyakan dengan cara terbelit atau terpuntal. Anova yang diperoleh yaitu Fhitung ˂ Ftabel, maka H0 diterima yang artinya dengan adanya perbedaan gaya apung dan tenggelam pada surface gill net yang ada di Desa Kranji tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapannya. Analisis hasil dari uji anova tidak berbeda nyata dengan perbandingan gaya apung dan gaya tenggelam pada jaring insang permukaan, dikarenakan perbedaan ketegangan dan terbukanya tubuh jaring di perairan tidak begitu besar sehingga kemampuan untuk menangkap ikan baik secara terjerat atau terpuntal dari ketiga sampel tidak berbeda. Ikan dominan tertangkap diantaranya adalah ikan kembung (Restreliger kanagurta), ikan layang (Decapterus ruselli), ikan layur (Trichiulus savala) dan ikan gulamah (Pseudocienna amovescis)

Severe Allergic Reactions to Food in Norway: A Ten Year Survey of Cases Reported to the Food Allergy Register

The Norwegian Food Allergy Register was established at the Norwegian Institute of Public Health in 2000. The purpose of the register is to gain information about severe allergic reactions to food in Norway and to survey food products in relation to allergen labelling and contamination. Cases are reported on a voluntary basis by first line doctors, and submitted together with a serum sample for specific IgE analysis. The register has received a total of 877 reports from 1 July, 2000 to 31 December, 2010. Two age groups, small children and young adults are over-represented, and the overall gender distribution is 40:60 males-females. The legumes lupine and fenugreek have been identified as two “new” allergens in processed foods and cases of contamination and faults in production of processed foods have been revealed. The highest frequency of food specific IgE is to hazelnuts and peanuts, with a marked increase in reactions to hazelnuts during the last three years. The Food Allergy Register has improved our knowledge about causes and severity of food allergic reactions in Norway. The results show the usefulness of population based national food allergy registers in providing information for health authorities and to secure safe food for individuals with food allergies

Pengaruh Panjang Serat dan Tebal Papan Komposit Polyester Berpenguat Serat Lontar dan Serat Gewang terhadap Kekuatan Bending

ABSTRAK Pengembangan papan serat benar-benar potensial untuk Nusa Tenggara Timur memiliki iklim yang ideal ditumbuhi oleh tanaman berserat, termasuk dibuat pohon dan pohon palmyra yang sebagai bahan bangunan berkualitas spesifik seperti kepadatan, baru, kekuatan dan keawetannya. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan pengaruh panjang serat dan tebal papan penguat komposit serat polyester palmyra dan serat yang dibuat untuk memaksa lentur. Variasi pada penelitian ini, yaitu panjang serat 1 cm, 2 cm dan 3 cm serta ketebalan spesimen yaitu 0,5 cm, 0,8 cm, 1 cm, dan 1,2 cm dengan fraksi volume 30%, orientasi serat arah sembarangan. Penelitian tentang metode pencetakan komposit adalah menggunakan metode hand lay up. Uji lentur dari spesimen dibuat sesuai dengan standar ASTM D790. Hasil uji kekuatan lentur menunjukkan bahwa spesimen dengan panjang 1 cm dan tebal serat 0,5 cm untuk serat dan serat gewang epigraph memiliki kekuatan lentur terendah MPa 11.12 dan 12.05 MPa. Sedangkan spesimen dengan serat panjang 3 cm dan tebal 1,2 cm untuk serat lontar dan serat gewang memiliki kekuatan lentur tertinggi yaitu 23,33MPa dan 18,21 MPa. Hasil pengujian menunjukkan bahwa serat terus menjadi panjang dan mendapat spesimen lebih tebal sehingga lentur daya bertambah. Hal ini karena panjang serat memiliki struktur yang lebih sempurna, sehingga ikatan antara serat panjang dan matriks memiliki struktur kristal yang tersusun sepanjang serat dan cacat internal yang panjangnya kurang serat. Hasil foto makro menunjukkan bahwa patahan getas dan debonding